Nama : Muhammad Risyad Rahaf Faldi
NIM : 150341606759
Offr : B
NIM : 150341606759
Offr : B
Pengertian
Belajar Menurut Teori Sibernetik
Istilah
sibernetika berasal dari bahasa Yunani (Cybernetics berarti pilot). Istilah
Cybernetics yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi sibernetika,
pertama kali digunakan tahun 1945 oleh Nobert Wiener dalam bukunya yang
berjudul Cybernetics. Nobert mendefinisikan Cybernetics sebagai berikut, "The
study of control and communication in the animal and the machine " (Asri,
2002).
Sementara
Ludwig Bertalanffy memandang fungsi sibernetik dalam berkomunikasi. "Cybernetics
is a theory of control systems based on communication (transfer
of information) between systems and environment and within the system, and
control (feedback) of the system's function in regard to environment” (Asri,
2002).
Sibernetika adalah teori sistem
pengontrol yang didasarkan pada komunikasi (penyampaian informasi) antara sistem
dan lingkungan dan antar sistem, pengontrol (feedback) dari sistem berfungsi
dengan memperhatikan lingkungan. Seiring perkembangan teknologi informasi yang
diluncurkan oleh para ilmuwan dari Amerika sejak tahun 1966, penggunaan
komputer sebagai media untuk menyampaikan informasi berkembang pesat. Teknologi
ini juga dimanfaatkan dunia pendidikan terutama guru untuk berkomunikasi sesama
relasi, mencari handout (buku materi ajar), menerangkan materi pelajaran atau
pelatihan, bahkan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Prinsip dasar teori
sibernetik yaitu menghargai adanya 'perbedaan', bahwa suatu hal akan memiliki
perbedaan dengan yang lainnya, atau bahwa sesuatu akan berubah seiring
perkembangan waktu. Pembelajaran digambarkan sebagai :
INPUT => PROSES => OUTPUT
Teori sibernetik diimplementasikan dalam beberapa pendekatan
pengajaran (teaching approach) dan metode pembelajaran, yang sudah banyak
diterapkan di Indonesia. Misalnya virtual learning, e-learning, dll Hamzah,
2006).
Menurut teori sibernetik, belajar adalah
pengolahan informasi. Teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu
mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Proses belajar memang
penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih utama lagi adalah sistem
informasi yang akan dipelajari siswa. Asumsi lain dari teori sibernetik adalah
bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk situasi, dan yang cocok
untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi,
sebuah informasi mungkin akan dipelajari oleh seorang siswa dengan satu macam
proses belajar, dan informasi yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui
proses belajar yang berbeda (Suciati, 2001).
Aplikasi
Teori Belajar Sibernetik dalam Kegiatan Pembelajaran
Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Suciati (2001) baik diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
· Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
·
Menentukan
materi pembelajaran
· Mengkaji sistem informasi yang terkandung
dalam materi pelajaran
· Menentukan pendekatan belajar yang
sesuai dengan sistem informasi tersebut (apakah algoritmik atau heuristik)
· Menyusun materi pelajaran dalam urutan
yang sesuai dengan sistem informasinya.
· Menyajikan materi dan membimbing siswa
belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan materi pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
C.
Asri Budingsih.2002.Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta : FIP UNY
Hamzah B. Uno.2006.Orientasi Baru dalam Psikologi
Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara
Suciati.2001.Teori
Belajar dan Motivasi.Jakarta : Depdiknas,
Dirjen PT, PAU.
Komentar
Posting Komentar