Nama : Muhammad Risyad Rahaf Faldi
Nim : 150341606759
Offr : B
Teori
belajar behavioristik adalah sebuah teori belajar yang dicetuskan oleh Gagne
dan Berliner tentang perubahan tingkah laku (Hasil Belajar) sebagai hasil dari
pengalaman. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman. Menurut teori behavioristik belajar adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar
sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini
dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respon (Slavin, 2000).
Implementasi
teori ini dalam pembelajaran tergantung tujuan pembelajaran, sifat materi
pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang
tersedia.Teori ini sangat sesuai untuk pengetahuan yang bersifat obyektif,
pasti, tetap, tidak berubah. Dalam hal ini pengetahuan telah terstruktur dengan
rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah
memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau
pebelajar. Menurut teori behaviorisme apa saja yang diberikan guru (stimulus)
dan apa saja yang dihasilkan siswa (respons) semua harus bisa diamati, diukur,
dan tidak boleh hanya implisit (tersirat). Faktor lain yang juga penting adalah
faktor penguat (reinforcement). Penguat adalah apa saja yang dapat memperkuat
timbulnya respons. Bila penguatan ditambah (positive reinforcement) maka
respons akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi (negative
reinforcement) responspun akan tetap dikuatkan.. Misalnya bila seorang anak
bertambah giat belajar apabila uang sakunya ditambah maka penambahan uang saku
ini disebut sebagai positive reinforcement. Sebaliknya jika uang saku anak itu
dikurangi dan pengurangan ini membuat ia makin giat belajar, maka pengurangan
ini disebut negative reinforcement. Saran utama dari teori ini adalah guru
harus dapat mengasosiasi stimulus respon secara tepat. Pebelajar harus
dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari. Dalam mengelola kelas guru tidak
boleh memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh anak. Analisis Tentang teori
Behavioristik Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses
perubahan tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus
untuk merangsang pebelajar dalam berperilaku. Pendidik yang masih menggunakan
kerangka behavioristik biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun isi
pengetahuan menjadi bagianbagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan
tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki, dari yang
sederhana sampai yang komplek (Paul, 1997).
Tujuan
pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan
pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas “mimetic”, yang menuntut
pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam
bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan
pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari
bagian ke keseluruhan. pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat,
sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib
dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku
wajib tersebut. pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar (Slavin,
2000).
DAFTAR
RUJUKAN
Robert E. Slavin. 2000.
Educational Psychology: Theory and Practice.Pearson Education. New Jersey.
Suparno,
Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.
Komentar
Posting Komentar